Pada
saat anda menikah, anda mungkin membawa suatu gagasan yang telah terbentuk
mengenai bentuk kehidupan yang akan datang, mungkin semacam percintaan yang
abadi, kelanjutan masa bulan madu. Kemudian munculah kenyataa yang suram dan
tidak seperti yang anda inginkan. Anda bersama pasangan ada sama-sama berubah.
Berikut ini
beberapa petunjuk yang mungkin bisa membantu megatasi masalah tersebut dan bias
dianggap sebagai “pedoman”, prinsip-prinsip umum yang jika diikuti dengan
setia, akan menghasilkan pernikahan yang baik.
1.
Pelajari cinta yang sebenarnya
Yahhh……, cinta bukan seperti yang anda pikirkan
ketika anda mash remaja. Cinta itu jauh lebih kompleks Jika anda ingin dicintai, maka anda harus membuat diri anada patut dicintai
bukan untuk satu atau dua hari, tapi harus selama-lamanya. Cinta bukan hnaya rasa tergila-gila pada seseorang di masa remaja
atau daya tarik seksual, walaupun hal ini juga penting. Cinta pada dasarnya
dalah kasih terhadap kehidupan, kasih terhadap Sang Pencipta, kasih terhadp
orang lain, dan pengungkapannya pun dalam banayak bentuk. Cinta bukan hanya perasaan yag sentmental,
bukan juga sekedar ungkapan kasih saying, melainkan merupakan sebuah tekad untuk
memberikan kasih sayang dalam bentuk yang diterima oleh orang lain.
2. Hapuslah impian anda mengenai “pernikahan
yang sempurna” dan berusaha mencapai “pernikahan
yang baik”
Tidak ada pernikahan yang
sempurna karena ada alas an sederhana yakni tidak ada manusia yang sempurna.
Pernikahan adalah hubungan antar manusia yang paling sulit dan kompleks dan
membutuhkan kesabaran, ketrampilan kebijaksanaan, pertumbuhan emosi dan rohani
yang baik. Anda dapat “mengembangkan pernikaha yang baik” jika anda bersedia
mengusahakanya.
3. Temukan kebutuhan-kebutuhan pribadi dan unik dari suami anda dan
berusaha untuk memenuhinya.
Hapuslah semua pra-gagas
mengenai pria pada umumnya dan berusahalah mengetahui mengenai suami anda.
Mulanya anda tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya (tidak ada orag yang dapat memenuhi semua kebutuhan individu lainnya)
jagan merasa anda telah gagal dalam pernikahan anda jika anda tidak mampu
memenuhi semua kebutuhan dan kesukaannya atau merasa pasangan ada telah gagal
karena tidak memenuhi semua keinginan anda. Anda tidak perlu menjadi pembantu
atau budak rumah tangga, and adapt berusaha memenuhi kebutuhannya dengan cinta
yang kuat, bukannya Karena kelemahan atau upaya ‘membeli’ cintanya.
4.
Tinggalkan ketergantungan pada orang tua anda dan semua kritik keluarga suami
anda.
Pertumbuhan dan kedewasaan menuntut
kurangnya ketergantungan ini secara bertahap. Sampai akhirnya ikatan itu
dipituskan dan anda berdiri sendiri. Banyak orang tua secara tidak sadar ingin
memberikan kebebasan kepada putri mereka, tapi dibawah sadarnya mereka takut
“kehilangan” putri mereka. Ketakutan ini yang terungkap dalam banyak hal dalam
bentuk nasihat, atau dalam bentuk usaha untuk mengendalikan kehidupan anda da
mereka ingin mencegah ada melakukan kesalahan. Satu peraturan dasar dalam
pernikahan adalah jagan pernah mengkritik keluarga pasangan anda
5.
Berikan pujian dan penghargaan, bukan memintanya.
Suami anda akan belajar lebih
banyak melalui proses “esmosis” yaitu -penyerapan bawah sadar atas sikap-sikap
anda- dari pada melalui tuntutan-tuntutan anda yang menjengkelkan. Diperluka
istri yang bijaksana dan sabar untuk menciptakan suami yang baik.
6.
Tundukan lah sifat posesif dan kecemburuan.
Seperti yang dijelaskan oleh
Freud, dalm kehidupan dewasa kita mencuatkan konflik-konflik yang tiak
terpecahkan di masa kanak-kanak. Jika kita menginginkan kehidupan yang kraetif
dan bahagia, kita harus mencari asal-usul rasa tidak aman kita dan berusaha
memecahkannnya dan bukan menghakiminya. Sifat posesif yang berlebihan
menyebabka pria menjauh atau menyendiri di dalam kesunyian atau kedalam pelukan
wanita lain. Jika anda posesif, maka pada dasarnya anda akan merasa tidak aman.
7.
Sambutlah suami anda dengan penuh kasih sayang dan bukan dengan
keluhan atau tuntutan.
Anda hendaknya meghargai
sedikit kehangatan dan kasih sayang dari suami anda pada saat ia pulang ke
rumah. Kebutuhan anda itu benar adanya, tetapi kebutuhan itu bila tidak
dipenuhi anda mulai memberikan reaksi diri anda sendiri. Mugkin ia heran
mengapa anda tidak menyambutnya di pintu dengan pelukan hangat dan ciuman.
Tundalah penyampaian berita-berita buruk hingga selesai maka malam.
8.
Tinggalkan keinginan untuk mengubah suami anda melalui kritik atau
serangan.
Hampir setiap manusia ketiga
dalil dasar berikut :
Kita tidak dapat mengubah
orang lain dengan tindakan langsung, Kita hanya dapat mengubah diri kita
sendiri. Jika kita berubah…., maka orang lain akan cenderung berubah sebagai
reaksi terhadap kita. Jika anda menginginkan pernikahan yang baik maka jangan
pernah berpikir untuk meubah suami anda dengan tindakan langsung.
9.
Atasilah “sindrom Ratu”.
Sindrom ratu ini adalah
perasaan bahwa anda merupakan orang yang paling istimewa. Tidak ada orang yang
istimewa, setiap orag memang unik tapi tidak istimewa. Serang ratu tidak
member. Ia meminta, menuntut, marah jika keinginannya tidak terpenuhi. Ia
membeli kemewahan denga ungnya yang seharusnya ia simpan untuk hal-hal yang
lebih penting. Ia memberikan ancaman-ancaman, atau jika ia lembut, ia akan
melakukan manipulasi untuk mencapai keinginannya. Jika salah satu sifat ini ada
dalam diri anda, betapapun kecilnya maka mulailah meninggalkan sifat itu mulai
dari saat ini juga.
10.
Berdoalah untuk mendapatkan kesabaran.
Hentikan segala kecenderungan
mengeluh, mengkritik, dan menguasai. Anda tidak dapat menguasai orang lain
walaupun anda benar dalam apa yang anda inginkan. Semakin banyak anda
mengkritik da menyalahkan, semakin besar kemungkinan anda menjauhkan diri dari
suami anda. Berdoalah agar anda diberikan banyak kesabaran dalam menghadapi
kebiasaan-kebiasaan suami anda yang kurang berkenan di hati anda.
Disadur dari : Seni
Memahami Pasangan Anda, Cecil G Osborne.